Apa Hubungan Khalifah Umar dengan Ratu Shima dari Jawa?

ilustrasi Umar bin Abdul Aziz dan Ratu Shima

Sebelum lanjut, klik follow atau subscribe biar kami makin semangat bikin konten dan semoga kita semua selamat di dunia akhirat

Khalifah Umar bin Abdul Aziz disebut juga sebagai khalifah ke-5 dalam jajaran Khulafaur Rasyidin, setelah Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali. Dikenal juga dengan Umar II, dari garis ibu dia adalah buyut dari Umar Bin Khattab.

Umar Abdul Aziz hidup antara tahun 680 - 720 M. Pada zaman yang sama di Jawa hidup Ratu Shima yang memerintah Kerajaan Kalingga dari tahun 670  - 695M.

Umar dan Ratu Shima berhasil membawa kerajaan yang mereka pimpin ke puncak kejayaanya. Khalifah Umar dikenal sebagai sultan yang jujur dan adil, Ratu Shima dikenal dengan ketegasan tanpa ampun.

Prestasi besar Umar adalah menghapus diskriminasi terhadap orang Islam non Arab. Jadi dulu, orang Islam non Arab itu tetap harus membayar jizyah ke kerajaan, yaitu iuran wajib jaminan keamanan bagi warga non muslim. Di masa Umar, kebijakan dihapus dan menyatakan bahwa semua muslim, mau arab atau non arab adalah sama.

Sedangkan ratu Shima, berhasil mendidik rakyat jawa masa itu menjadi orang paling jujur sedunia dan terkenal di luar negeri. Dia menerapkan hukum yang keras dan tegas untuk memberantas pencurian dan kejahatan.

Ketegasan Ratu Shima ini, dicatat oleh Bhiksu Pengembara asal China, I Tsing (Dibaca Yijing), yang mampir ke Kalingga pada tahun 674M

Jadi ceritanya, ada Raja dari India yang mampir ke Kalingga dan sengaja meninggalkan guci berisi emas di pinggir jalan untuk menguji kejujuran rakyatnya Ratu Shima. Sampai raja itu pulang, guci itu tetap aman dan setelah tiga tahun tidak ada yang berani menyentuh guci itu.

Suatu hari, putra sulung Ratu Shima menendang guci itu sampai pecah. Tanpa ampun Sang Ratu menjatuhkan hukuman mati untuk putranya, akan tetapi para pejabat dan menteri kerajaan memohon agar Sang Ratu mengurungkan niatnya itu dan mengampuni sang pangeran. Karena kaki sang pangeran yang menyentuh barang yang bukan miliknya itu, maka Ratu menjatuhkan hukuman memotong kaki sang pangeran.

Gimana? sangat jujur to orang jawa pada masa itu!
Dan kejujuran itu sampai sekarang masih menurun ke orang jawa. 
Buktinya, di jawa, di angkringan, itu sistemnya makan dulu, ambil dulu sampai kenyang baru kemudian laporan terus pulang. 

Beda dengan warung-warung orang Amerika, pesan dulu, bayar dulu, baru dapat makanan.

Iya po ra?

Posting Komentar untuk "Apa Hubungan Khalifah Umar dengan Ratu Shima dari Jawa?"